Kamis, 24 April 2014

PARTAI DEMOKRAT, DARI PEMILU 2004 KE PEMILU 2014


 Ilustrasi foto : www.tribunnews.com


Pemilu 2014 yang diselenggarakan pada 9 April 2014 sudah usai namun  KPU belum menetapkan secara resmi siapa sesungguhnya Pemenang Pemilu tahun ini,  berdasarkan Quick Qount yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga Survey yang sudah merilis sejak dini  menempatkan   PDI Perjuangan  pada posisi  pertama dengan torehan 18,90 %, disusul Partai Golongan Karya ditempat kedua dengan 14,30 %, ditempat ketiga Gerindra 11,80 %, Partai Demokrat diposisi keempat dengan 9,70 %, kelima Partai Kebangkitan Bangsa 9,20 %, Keenam Partai Amanat Nasional 7,50 %,  Partai Nasional Demokrat ( Nasdem )  6,90 %, dan  Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) 6,90 %,  Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ) 6,70% , Hanura 5,40 %, Partai Bulan Bintang 1,60 % dan PKP 1,10 %.

Mari kita Flash Back ke Pemilu sebelumnya , Pemilu Pertama di Indonesia setelah kemerdekaan pada 17 Agutus 1945 adalah Pemilu yang digelar pada tahun 1955, kemudian disusul berikutnya Pemilu 1971 yang diikuti oleh 9 Partai dan 1 Golomana yaitu Golongan Karya dimana Golkar saat itu yang keluar sebagai Pemenang dan Pak Harto terpilih kembali sebagai Presiden RI, Pemilu `1977  - 1997  yang kemudian mengangkat Pa Harto sebagai Presiden , penulis tak akan berceritra panjang tentang tahapan Pemilu dan Pemilu sebelumnya , tapi langsung  membawa pembaca untuk  masuk kearena Pemilu 1999 dimana tonggak baru demokrasi Indonesia dimulai dimana Pa Harto dan Rezimnya  yang biasa disebut Rezim Orde Baru mundur dari tampuk Pemerintahan setelah lebih dari 30 Tahun menjadi Presiden Republik Indonesia pada 20 Mei 1998 karena desakan masyarakat yang tak bisa dibendung lagi, dengan mundurnya Pa Harto maka berdasarkan konstitusi Pa Habibie yang saat itu menjadi wakil Presiden secara otomatis menjadi Presiden RI yang ke-3 menggantikan  Pa Harto.

Pa Habibie dilantik menjadi Presiden RI pada tanggal 21 Mei 1998 setelah  setahun memerintah digantikan oleh Gus Dur pada 20 Oktober 1999 berdasarkan hasil Pemilu 1999 yang diikuti oleh 48 Partai Politik  dimana PDI-P dengan Ketua Umumnya Ibu Mega keluar sebagai Pemenang pertama dengan torehan  33, 74 % dan memperoleh 153 kursi di DPR RI ,  walau begitu IBu Mega hanya bisa memperoleh kursi wakil Presiden , Partai  Golkar ditempat kedua dengan 22,44 % setara dengan 120 Kursi di DPR, hanya mendapatkan kursi Menteri, sedang PKB yang didirikan oleh Gus Dur hanya mendapatkan 12,61 %  berhasil menempatkan Gus Dur sebagai Presiden RI yang ke-4 ( perlu diketahui saat itu Presiden diangkat oleh MPR , dan Gus Dur didukung oleh poros tengah yang diprakarsai oleh Pa Amin Rais, walau kemudian Gus Dur tumbang dan digantikan oleh Ibu Mega sebagai Presiden ke-5.
Pada Pemilu 2004 dimana untuk Pertama kali Rakyat Indonesia memilih langsung  Presiden dan wakil Presiden serta wakilnya di Parlemen  ( Anggota DPR RI, DPR D dan DPD ), sebagaimana kita ketahui Pemilu 2004 digelar pada tangga; 5 April 2004 , diikuti 24 partai politik. Partai- politik yang memperoleh  suara paling sedikit  tiga persen dapat mengusung  pasangan calonnya untuk maju pada pemilihan Presiden. Pada Pemilu 2004 tersebut Partai Golkar yang diketuai oleh Pa Yusuf Kalla menang dan berada diposisi pertama dengan 21,58 % dan meraih  128  kursi di DPR RI, sedang PDI-P yang pada Pemilu sebelumnya menduduki tempat pertama harus puas di posisi kedua 18,53 % dan meraih 109 kurswi di DPRI RI, PKB ditempat ketiga dengan 10,57 % atau 52 kursi di DPR RI, tempat keempat PPP dengan  8,15 %  atau 58 kursi di DPR RI dan PARTAI DEMOKRAT 7,45 % dengan 57 Kursi di DPR-RI.

Pada Pilpres secara langsung yang pertama di Indonesia  yang digelar dalam 2 putaran pada bulan Oktober 2004  Bpk. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (  Pendiri Partai Demokrat ) yang hanya meraih 7,45 % yang berpasangan dengan Bpk. Drs. M. Jusuf Kalla sebagai wakil presiden Ketua DPP Partai Golkar pemenang Pertama  Pemilu 2004 dengan 21,58 % suara  berhasil  mengalahkan pasangan Ibu Megawati Soekarnoputri  , Ketua umum PDI-P yang memperoleh 18,53 % suara yang berpasangan dengan Bpk. K.H. Hasyim Muzadi ( NU ) PKB dengan 10,57 % suara di Pemilu 2004. PDI-P akhirnya memilih jadi oposisi sedang beberapa Partai memilih untuk menjalin koalisi dengan Pemerintah.
Dari hasil tampilan angka-angka pada Pemilu legislatif  yang diperoleh Partai Pengusung kedua pasangan kandidat Pilpres 2004 seperti diatas bila dijumlahkan  akan nampak seperti ini :
  • Pasangan Bpk. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (  Pendiri Partai Demokrat ) yang memperoleh 7,45 %  kalau di jumlahkan dengan suara Pa Yusuf Kalla Partai Golkar pemenang Pertama  Pemilu 2004 dengan 21,58 % pasangan ini memiliki modal suara di Pileg adalah 28,99 %.

  • Pasangan Ibu Megawati Soekarnoputri  , Ketua umum PDI-P yang memperoleh 18,53 % suara yang berpasangan dengan Bpk. K.H. Hasyim Muzadi ( NU ) PKB dengan 10,57 % di Pileg 2004 memiliki 29,10 % suara.
Dari hasil penjumlahan perolehan suara Partai Pengusung di Pileg Pasangan Ibu Megawati yang berpasangan dengan Bpk. Hasyim Muzadi lebih baik  0,11 % dibanding suara yang diperoleh Partai pengusung Pa SBY dan Pa JK yang menang dan terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI  2004-2009.

Pemilu 2009 dimana untuk pertama kalinya sistem  proporsional terbuka diterapkan , pemilih tak lagi memilih partai politik, melainkan caleg. Penetapan calon terpilih pada suatu daerah pemilihan bukan lagi berdasarkan No urut Calon akan tetapi  berdasarkan perolehan suara terbanyak, Pada Pemilu kali ini Partai Demokrat yang dipimpin oleh Pa SBY berhasil memenangi pileg 2009 dengan meraup suara  sebanyak 20,85 persen, disusul Partai Golkar 14,45 %  dan PDI-P memperoleh 14,03 % suara, Gerindra 4,46 % sedang Hanura 3,37 %.

Seperti Pemilu sebelumnya setelah Pemilu Legeslatif 2009 digelar yang disusul kemudian dengan Pilpres 2009 yang diselenggarakan pada 8 Juli 2009 ,  Bpk. DR. Susilo Bambang Yudhoyono yang berpasangan dengan Bpk. Boediono terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2009 - 2014  dalam satu putaran , mengalahkan pasangan Ibu Megawati Soekarno Putri berpasangan dengan Bpk Prabowo Soebianto   dan pasangan Bpk. Yusuf Kalla  dengan Bpk. Wiranto .

Demikian juga halnya bila Dari hasil tampilan angka-angka pada Pemilu legislatif  yang diperoleh Partai  Pengusung  ketiga  pasangan kandidat Pilpres 2009  bila dijumlahkan  akan nampak seperti ini :
  • Pasangan Capres/ Cawapres 2009 - 2014 Pa SBY dan Pa Boediono diusung Partai Demokrat yang menang di Pileg dengan torehan 20,85 % suara. memperoleh 60,80 % suara di Pilpres.

  • pasangan Ibu Megawati Soekarno Putri  dengan Bpk Prabowo  yang diusung PDI-P dan Gerindra ,  18,49 %, memperoleh 26,79 %  di Pilpres

  • Bpk. Yusuf Kalla berpasangan dengan Bpk. Wiranto . Yang diusung Partai Golkar dan Hanura dengan 18,82 % suara di Pileg , memperoleh 12,41 % di Pilpres.
Bercermin dari 2 kali penyelenggaraan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2004 - 2009 dan 2009 - 2014 melalui analisa sangat sederhana yang penulis tampilkan terpampang jelas bahwa kemenangan dari Partai Pengusung tidaklah menjamin sepenuhnya bisa menang di Pilpres tapi tergantung pada figur tokoh yang ditampilkan  tidak menutup kemungkinan Partai dengan perolehan suara kecil pada  Pemilu Legislatif dapat memenangi Pemilihan Presiden, buktinya pada Pilpres 2004  Partai Demokrat  yang hanya memperoleh 7,45 % di Pemilu Legislatif  dapat memenangkan Pa SBY berpasangan dengan Pa JK sebagai Presiden RI/ Wakil Presiden  dengan berkoalisi dengan Golkar  yang mengalahkan pasangan Ibu Megawati Soekarnoputri dan Pa Hasyim Musadi, yang memperoleh suara yang lebih baik  dibanding suara yang diperoleh Partai pengusung Pa SBY dan Pa JK yang menang dan terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI  2004-2009.

Selanjutnya data pada Pilpres 2009  membuktikan bahwa pasangan Ibu Megawati Soekarno Putri  dengan Bpk Prabowo  yang diusung PDI-P dan Gerindra , yang di Pemilu Legislatif memperoleh  18,49 %,  di Pilpres tahun yang sama memperoleh 26,79 %  dan berada ditempat kedua mengalahkan pasangan ketiga Bpk. Yusuf Kalla berpasangan dengan Bpk. Wiranto . Yang diusung Partai Golkar dan Hanura dengan memperoleh 18,82 % suara di Pileg lebih baik dari pasngan Ibu Mega- Pa Prabowo  , tapi hanya memperoleh 12,41 % di Pilpres.

Dari penggalan pengalamansebelumnya  maka sangat masuk akal  bila Partai Demokrat terbuka untuk membuat poros baru atau berupaya menggalang poros tengah karena  dalam Pemilu 2014 yang baru lalu berdasarkan Quick Qount hanya memperoleh  9,70 %,  meleset dari target 15 % dan  sangat jauh bila dibadingkan dengan torehan di Pemilu 2009  yang mencapai Presidential Treshold  20,85 % , Walau angka  ini tidak  terlalu  jelek  bila dibanding pada Pemilu 2004 yang hanya 7,45 % tapi berhasil membentuk koalisi dan memenangkan pasangan Presiden/ Wakil Presiden 2004 - 2009 Pa SBY - dan Pa JK .

Koalisi yang akan dibangun oleh Partai Demokrat tentu tak lepas dari Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat yang digelar sebelum Pemilu 2014 yang dari awaldigagas adalah untuk menjaring Calon Presiden terbaik dari peserta Konvensi bukan Calon wakil Presiden, dengan berpijak pada hasil yang dicapai pada Pemilu 2014 yang tidak mencapai ambang batas untuk mencalonkan sendiri Presiden dan Wakil Presiden maka Partai Demokrat tentu secepatnya akan melakukan pendekatan,  menjalin komunikasi yang efektif dengan Partai-Partai poros tengah yang torehan suaranya sedikit lebih dibawah dari Partai Demokrat , dan untuk mencapai Presidential reshold 20 % , Partai Demokrat sebaiknya mengajak  PAN ( Partai Amanat Nasional ( PAN ) yang secara kebetulan ada kedekatan emosional  antara Ketua Partai dan Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) y ang ada kesamaan platform partai dan  selama ini menjadi koalisi beretika  di KIB 1 dan KIB 2.

Bila kemudian Koalisi antara Partai Demokrat, PAN dan PKB  dari poros tengah yang dinamai Poros Baru itu  bisa diwujudkan ,  maka harapan para peserta Konvensi untuk maju sebagai Capres /  Cawapres di 2014 bisa terwujud , karena sebagai Partai Besar Partrai Demokrat tidak akan bahagia bila hanya duduk dipinggir lapangan sebagai penonton setia menyaksikan Capres/Cawapres Partai Kompetitor bertarung di Pilpres 2014 pada tanggal 9 Juli 2014 yang akan datang.***

Diolah dari berbagai sumber

1 komentar: