Minggu, 27 April 2014

SDK EFEK FAKTOR PENENTU KEMENANGAN DEMOKRAT DI SULAWESI BARAT

 Opini Saya  : Muhammad Nur OKT


Foto Facebook 

Sesungguhnya sejak tanggal 14 April 2014 yaitu 5 hari setelah Pemilu Legislatif diselenggarakan serentak di Indonesia Media Center sudah memprediksi Partai Demokrat Sulawesi Barat akan keluar sebagai Pemenang, atau jauh hari  sebelum KPU melakukan rapat Pleno dan mengumumkan hasilnya , bahkan jauh hari sebelum Hari H Pemilu 2014  hasil survey Internal Partai telah memberikan signal kemenangan yang sudah kami rilis di Faceebook pada bulan Januari 2014 yang lalu dimana Demokrat  di prediksi mengungguli Partai Golkar yang belum terkalahkan disemua Pemilu sejak Orde baru hingga Pemilu 2014 digelar. Apa yang dicapai oleh Demokrat saat ini dengan menang tak sedikitpun bergeser dari hasil survey tersebut.

Hal yang akan kita bahas kali ini akan  mengacu  pada Real Qount yang diselenggarakan Oleh SDK Community sebelum rapat pleno melalui sebuah system online terpadu   Formulir C.1 dari saksi yang ada dilapang, dimana Partai Demokrat memiliki trend suara yang setiap saat mengalami kenaikan   naik dibanding Partai Kompetitor lainnya , sesungguhnya kami ingin segera menurunkan beberapa hasil telaah. Tapi kami sedikit menahan diri, agar tidak terkesan kontroversial jika ada analisis dari Partai Kompetitor yang berbeda saat itu , disamping hal itu kami juga  belum diperbolehkan oleh Bapak Ketua DPD Partai Demokrat Pa SDK untuk di rilis kepada public.

MARI KITA ANALISA DENGAN ANALISA SEDERHANA TENTANG KEMENANGAN DEMOKRAT DI SULAWESI BARAT : 
  1. Kita mulai dari hal sederhana EFEK TOKOH PA SDK, kita ketahui bersama bahwa DR.H.SUHARDI DUKA, MM ( yang akrab disapa oleh masyarakat Mamuju dengan sebutan Pa SDK ) adalah Mantan Ketua Harian DPD Partai Golkar Provinsi Sulawesi Barat sebelum pindah dan berkiprah di Partai Demokrat pada tahun 2012 yang silam dimana Beliau  langsung menduduki jabatan sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Prov. Sulawesi Barat, itu terjadi  karena perbedaan prinsip yang dalam dengan para petinggi Partai Golkar di Sulawesi Barat, Pa SDK yang Mantan  Ketua DPR-D Kabupaten Mamuju, Bupati Mamuju 2 priode 2005-2010 , 2010 - 2015 yang putra asli dari Kabupaten Mamuju, sebagai seorang Politisi berliyant yang telah memperoleh puluhan penghargaan atas keberhasilan dalam kariernya baik sebagai legislator maupun sebagai Bupati Mamuju, sehingga masyarakat Mamuju maupun Sulawesi barat yang mengenalnya sangat respek kepada Beliau dan menyebut Nya sebagai Pemimpin masa depan Indonesia, berbagai keberhasilan telah dicapai  dan hal inilah yang membuat masyarakat  sangat kagum pada sosok Beliau , Oleh karena itulah SDK Efek menjadi  faktor penentu  masyarakat Mamuju  dan Sulawesi Barat memilih Partai Demokrat ( untuk jelasnya baca profil Beliau " Profil DR.H.SUHARDI DUKA, MM .  ).
  2. Petinggi Partai Kompetitor mungkin memandang sepele pengaruh informasi media , Pengaruh Imformasi media Sosial dalam mengkampanyekan Profil dan keberhasilan Pa SDK kepada pengguna internet yang saat ini telah mencapai 40 % dari kaum muda  menjadi bagian tersendiri,  selain kampanye utama  blusukan dan kampanye terbuka  membuat semakin  kentalnya “ SDK  Effect”.  kehadiran Pa SDK  menjadi magnet politik hebat bagi Demokrat di Sulawesi Barat ,bukti  nayata menunjukkan bahwa kampanye terbuka yang diadakan jelang Pemilu 2014 oleh  Partai Demokrat Sulbar yang dihadiri oleh Pa SDK sebagai Jurkam akan dipadati oleh ribuan massa walau tanpa Artis penghibur dan tanpa bagi-bagi duit .
  3. Para Petinggi Partai Kompetitor hanya memandang sebelah mata kemampuan Pa SDK untuk memimpin dan memenej Orang-Orang baru dalam Pollitik yang bergabung dengan Partai Demokrat disaat bersamaan Pemilu legeslatif sudah diambang pintu, Prediksi mereka keliru  tidak menyangka sama sekali   Pa SDK berhasil membuat sebuah Tim yang solid  disemua lini antara Caleg dan pengurus , kader, serta masyarakat simpatisan Partai Demokrat  semua lebur jadi satu bekerja keras untuk memenangkan Partai Demokrat di Sulawesi Barat.
  4. Prediksi Partai Kompetitor yang menyangka Partai Demokrat akan gulung tikar dan kalah   karena dampak pemberitaan yang melibatkan petinggi Partai di pusat dalam kasus korupsi  , ternyata tidak tepat,  hasilnya lebih baik dari apa yang mereka bayangkan sebelumnya. Demokrat di Sulbar menang dan berada di peringkat pertama di Pemilu 2014 yang baru lalu.
  5. Berdasarkan pengamatan  yang dilakukan penulis selama menemani Pa SDK mengnjungi Kabupaten yang ada di Sulbar saat melantik beberapa DPC Partai Demokrat sebelum Pemilu digelar atau mengikuti Beliau dalam Roadshow kampanye Pemilu 2014   sudah  terlihat bahwa Pa SDK mempunyai daya tarik ( magnet )  atau Kharisma di masyarakat dimanapun Beliau berada , dan karena itu penulis semakin yakin bahwa Pa SDK adalah  faktor penentu atas kemenangan Partai Demokrat di Sulawesi Barat. Dengan menggunakan teknik korelasi terlihat pilihan rakyat kepada Partai Demokrat Sulbar berkorelasi dengan pilihan mereka kepada Pa SDK. Masyarakat Sulbar yang menyukai SDK akan  memilih Partai Demokrat  . Bila diamati  lebih dalam lagi, pemilih yang suka pada Pa SDK, baik karena  sosok atau kinerja Beliau sebagai Bupati Mamuju yang disebarkan antara lain melalui Tim yang sudah dibentuk di daerah - daerah Kabupaten dan melalui media sosial kepada pengguna internet ke pelosok Sulawesi Barat tentang keberhasilan Beliau meningkatkan Ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Mamuju menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk memilih Partai Demokrat . Untuk masyarakat Kabupaten Mamuju dimana Pa SDK sebagai Bupati kemenangan telak Partai Demokrat menjadi indikator yang menunjukkan bahwa  tingkat kepuasan masyarakat Pemilih atas kinerja Ekonomi DR. H.SUHARDI DUKA, MM. sangat baik.
 GAMBARAN SINGKAT HASIL YANG DICAPAI DPD PARTAI DEMOKRAT SULAWESI BARAT DI PEMILU 2014 :

Perlu diketahui bahwa pada Pemilu 2009 DPD Partai Demokrat Sulawesi Barat berhasil meraih 5 ( lima kursi ) di DPRD  , sebagai Partai baru Demokrat membuat  torehan prestasi yang membanggakan saat itu Pa SBY sebagai Ikon, tapi ketika Pa SBY tidak dapat lagi dicalonkan dan beberapa petinggi Partai  Demokrat di Pusat didera kasus Korupsi Demokrat  kehilangan Tokoh yang akan dijadikan Ikon untuk meningkatkan elektabilitas Partai, pada saat yang tepat di Sulawesi Barat muncul Tokoh muda Pa SDK yang mampu membuat Partai Demokrat eksis di Sulawesi Barat dimana pada sidang pleno KPUD  , Jumat tanggal 25 April 2013 tepat jam 20.26 Wita  telah menetapkan bahwa Partai Demokrat menjadi Partai yang paling banyak mendapatkan kursi di DPRD Provinsi  dan berada diperingkat pertama dengan 10 ( sepuluh ) kursi yang  kemudian diikuti oleh Partai Golkar dengan 9 ( sembilan kursi ). Sedang untuk Kabupaten Mamuju setelah pengisian Partai Demokrat dipastikan meloloskan 17 Caleg menuju kursi DPRD Kabupaten ,suatu prestasi yang sangat fantastik dan belum pernah diraih sebelumnya .

Untuk DPR RI Partai Demokrat berhasil menempatkan 1 ( satu ) wakil dari Dapil Sulawesi barat  dari 3 ( tiga ) Kursi Sulawesi Barat di DPR-RI yaitu Caleg No.1 Partai Demokrat Bapak Mayor Jenderal ( Purn ) Salim S Mengga dengan torehan 51.099  yang mengungguli Yuniornya Caleg  Demokrat No.2  Hj. Sitti Sulfiah Suhardi, S.Ked Putri ketiga Pa SDK dengan perolehan yang cukup signifikan 51.078 suara , Pa Salim hanya unggul 21 suara dari Dokter muda dan hal itu sudah di prediksi jauh-jauh  hari sebelumnya. Pa SDK sejak dini sudah mengatakan tidak serius untuk menempatkan putri ketiganya ini untuk menjadi Legislator di pusat tapi hanya untuk mengisi kuota perempuan dan menguji coba elektabilitas dan kepercayaan masyarakat terhadap diri dan keluarganya. Disamping uji coba Pa SDK juga berharap masyarakat Mamuju yang masih percaya akan memberikan suara yang signifikan untuk meloloskan Caleg Partai Demokrat menuju Senayan dan berharap Calon terbaiklah yang akan terpilih. dan Sulfiah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi mulusnya perjalanan Pa Salim menuju Senayan.

Suatu hari ketika beberapa Orang Pengurus bertanya kepada Pa SDK mengapa Sulfiah tidak di promosikan atau dikampanyekan gencar di daerah-daerah lain selain Mamuju, Beliau menjawab dengan pasti " TIDAK PERLU... UNTUK SULFIAH CUKUP FOKUS DI MAMUJU SAJA, karena............" . Kenyataannya Sitti Sulfiah menang telak tak terkejar di Kabupaten Mamuju dan meraup lebih dari 42 ribu suara dan Pa SDK berhasil membuktikan  bahwa dirinya adalah Politisi terbaik di Sulbar saat ini ******* ( WWS hanya bisa bicara fakta bukan hiasan bibir belaka )

Kamis, 24 April 2014

PARTAI DEMOKRAT, DARI PEMILU 2004 KE PEMILU 2014


 Ilustrasi foto : www.tribunnews.com


Pemilu 2014 yang diselenggarakan pada 9 April 2014 sudah usai namun  KPU belum menetapkan secara resmi siapa sesungguhnya Pemenang Pemilu tahun ini,  berdasarkan Quick Qount yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga Survey yang sudah merilis sejak dini  menempatkan   PDI Perjuangan  pada posisi  pertama dengan torehan 18,90 %, disusul Partai Golongan Karya ditempat kedua dengan 14,30 %, ditempat ketiga Gerindra 11,80 %, Partai Demokrat diposisi keempat dengan 9,70 %, kelima Partai Kebangkitan Bangsa 9,20 %, Keenam Partai Amanat Nasional 7,50 %,  Partai Nasional Demokrat ( Nasdem )  6,90 %, dan  Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) 6,90 %,  Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ) 6,70% , Hanura 5,40 %, Partai Bulan Bintang 1,60 % dan PKP 1,10 %.

Mari kita Flash Back ke Pemilu sebelumnya , Pemilu Pertama di Indonesia setelah kemerdekaan pada 17 Agutus 1945 adalah Pemilu yang digelar pada tahun 1955, kemudian disusul berikutnya Pemilu 1971 yang diikuti oleh 9 Partai dan 1 Golomana yaitu Golongan Karya dimana Golkar saat itu yang keluar sebagai Pemenang dan Pak Harto terpilih kembali sebagai Presiden RI, Pemilu `1977  - 1997  yang kemudian mengangkat Pa Harto sebagai Presiden , penulis tak akan berceritra panjang tentang tahapan Pemilu dan Pemilu sebelumnya , tapi langsung  membawa pembaca untuk  masuk kearena Pemilu 1999 dimana tonggak baru demokrasi Indonesia dimulai dimana Pa Harto dan Rezimnya  yang biasa disebut Rezim Orde Baru mundur dari tampuk Pemerintahan setelah lebih dari 30 Tahun menjadi Presiden Republik Indonesia pada 20 Mei 1998 karena desakan masyarakat yang tak bisa dibendung lagi, dengan mundurnya Pa Harto maka berdasarkan konstitusi Pa Habibie yang saat itu menjadi wakil Presiden secara otomatis menjadi Presiden RI yang ke-3 menggantikan  Pa Harto.

Pa Habibie dilantik menjadi Presiden RI pada tanggal 21 Mei 1998 setelah  setahun memerintah digantikan oleh Gus Dur pada 20 Oktober 1999 berdasarkan hasil Pemilu 1999 yang diikuti oleh 48 Partai Politik  dimana PDI-P dengan Ketua Umumnya Ibu Mega keluar sebagai Pemenang pertama dengan torehan  33, 74 % dan memperoleh 153 kursi di DPR RI ,  walau begitu IBu Mega hanya bisa memperoleh kursi wakil Presiden , Partai  Golkar ditempat kedua dengan 22,44 % setara dengan 120 Kursi di DPR, hanya mendapatkan kursi Menteri, sedang PKB yang didirikan oleh Gus Dur hanya mendapatkan 12,61 %  berhasil menempatkan Gus Dur sebagai Presiden RI yang ke-4 ( perlu diketahui saat itu Presiden diangkat oleh MPR , dan Gus Dur didukung oleh poros tengah yang diprakarsai oleh Pa Amin Rais, walau kemudian Gus Dur tumbang dan digantikan oleh Ibu Mega sebagai Presiden ke-5.
Pada Pemilu 2004 dimana untuk Pertama kali Rakyat Indonesia memilih langsung  Presiden dan wakil Presiden serta wakilnya di Parlemen  ( Anggota DPR RI, DPR D dan DPD ), sebagaimana kita ketahui Pemilu 2004 digelar pada tangga; 5 April 2004 , diikuti 24 partai politik. Partai- politik yang memperoleh  suara paling sedikit  tiga persen dapat mengusung  pasangan calonnya untuk maju pada pemilihan Presiden. Pada Pemilu 2004 tersebut Partai Golkar yang diketuai oleh Pa Yusuf Kalla menang dan berada diposisi pertama dengan 21,58 % dan meraih  128  kursi di DPR RI, sedang PDI-P yang pada Pemilu sebelumnya menduduki tempat pertama harus puas di posisi kedua 18,53 % dan meraih 109 kurswi di DPRI RI, PKB ditempat ketiga dengan 10,57 % atau 52 kursi di DPR RI, tempat keempat PPP dengan  8,15 %  atau 58 kursi di DPR RI dan PARTAI DEMOKRAT 7,45 % dengan 57 Kursi di DPR-RI.

Pada Pilpres secara langsung yang pertama di Indonesia  yang digelar dalam 2 putaran pada bulan Oktober 2004  Bpk. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (  Pendiri Partai Demokrat ) yang hanya meraih 7,45 % yang berpasangan dengan Bpk. Drs. M. Jusuf Kalla sebagai wakil presiden Ketua DPP Partai Golkar pemenang Pertama  Pemilu 2004 dengan 21,58 % suara  berhasil  mengalahkan pasangan Ibu Megawati Soekarnoputri  , Ketua umum PDI-P yang memperoleh 18,53 % suara yang berpasangan dengan Bpk. K.H. Hasyim Muzadi ( NU ) PKB dengan 10,57 % suara di Pemilu 2004. PDI-P akhirnya memilih jadi oposisi sedang beberapa Partai memilih untuk menjalin koalisi dengan Pemerintah.
Dari hasil tampilan angka-angka pada Pemilu legislatif  yang diperoleh Partai Pengusung kedua pasangan kandidat Pilpres 2004 seperti diatas bila dijumlahkan  akan nampak seperti ini :
  • Pasangan Bpk. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (  Pendiri Partai Demokrat ) yang memperoleh 7,45 %  kalau di jumlahkan dengan suara Pa Yusuf Kalla Partai Golkar pemenang Pertama  Pemilu 2004 dengan 21,58 % pasangan ini memiliki modal suara di Pileg adalah 28,99 %.

  • Pasangan Ibu Megawati Soekarnoputri  , Ketua umum PDI-P yang memperoleh 18,53 % suara yang berpasangan dengan Bpk. K.H. Hasyim Muzadi ( NU ) PKB dengan 10,57 % di Pileg 2004 memiliki 29,10 % suara.
Dari hasil penjumlahan perolehan suara Partai Pengusung di Pileg Pasangan Ibu Megawati yang berpasangan dengan Bpk. Hasyim Muzadi lebih baik  0,11 % dibanding suara yang diperoleh Partai pengusung Pa SBY dan Pa JK yang menang dan terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI  2004-2009.

Pemilu 2009 dimana untuk pertama kalinya sistem  proporsional terbuka diterapkan , pemilih tak lagi memilih partai politik, melainkan caleg. Penetapan calon terpilih pada suatu daerah pemilihan bukan lagi berdasarkan No urut Calon akan tetapi  berdasarkan perolehan suara terbanyak, Pada Pemilu kali ini Partai Demokrat yang dipimpin oleh Pa SBY berhasil memenangi pileg 2009 dengan meraup suara  sebanyak 20,85 persen, disusul Partai Golkar 14,45 %  dan PDI-P memperoleh 14,03 % suara, Gerindra 4,46 % sedang Hanura 3,37 %.

Seperti Pemilu sebelumnya setelah Pemilu Legeslatif 2009 digelar yang disusul kemudian dengan Pilpres 2009 yang diselenggarakan pada 8 Juli 2009 ,  Bpk. DR. Susilo Bambang Yudhoyono yang berpasangan dengan Bpk. Boediono terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2009 - 2014  dalam satu putaran , mengalahkan pasangan Ibu Megawati Soekarno Putri berpasangan dengan Bpk Prabowo Soebianto   dan pasangan Bpk. Yusuf Kalla  dengan Bpk. Wiranto .

Demikian juga halnya bila Dari hasil tampilan angka-angka pada Pemilu legislatif  yang diperoleh Partai  Pengusung  ketiga  pasangan kandidat Pilpres 2009  bila dijumlahkan  akan nampak seperti ini :
  • Pasangan Capres/ Cawapres 2009 - 2014 Pa SBY dan Pa Boediono diusung Partai Demokrat yang menang di Pileg dengan torehan 20,85 % suara. memperoleh 60,80 % suara di Pilpres.

  • pasangan Ibu Megawati Soekarno Putri  dengan Bpk Prabowo  yang diusung PDI-P dan Gerindra ,  18,49 %, memperoleh 26,79 %  di Pilpres

  • Bpk. Yusuf Kalla berpasangan dengan Bpk. Wiranto . Yang diusung Partai Golkar dan Hanura dengan 18,82 % suara di Pileg , memperoleh 12,41 % di Pilpres.
Bercermin dari 2 kali penyelenggaraan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2004 - 2009 dan 2009 - 2014 melalui analisa sangat sederhana yang penulis tampilkan terpampang jelas bahwa kemenangan dari Partai Pengusung tidaklah menjamin sepenuhnya bisa menang di Pilpres tapi tergantung pada figur tokoh yang ditampilkan  tidak menutup kemungkinan Partai dengan perolehan suara kecil pada  Pemilu Legislatif dapat memenangi Pemilihan Presiden, buktinya pada Pilpres 2004  Partai Demokrat  yang hanya memperoleh 7,45 % di Pemilu Legislatif  dapat memenangkan Pa SBY berpasangan dengan Pa JK sebagai Presiden RI/ Wakil Presiden  dengan berkoalisi dengan Golkar  yang mengalahkan pasangan Ibu Megawati Soekarnoputri dan Pa Hasyim Musadi, yang memperoleh suara yang lebih baik  dibanding suara yang diperoleh Partai pengusung Pa SBY dan Pa JK yang menang dan terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI  2004-2009.

Selanjutnya data pada Pilpres 2009  membuktikan bahwa pasangan Ibu Megawati Soekarno Putri  dengan Bpk Prabowo  yang diusung PDI-P dan Gerindra , yang di Pemilu Legislatif memperoleh  18,49 %,  di Pilpres tahun yang sama memperoleh 26,79 %  dan berada ditempat kedua mengalahkan pasangan ketiga Bpk. Yusuf Kalla berpasangan dengan Bpk. Wiranto . Yang diusung Partai Golkar dan Hanura dengan memperoleh 18,82 % suara di Pileg lebih baik dari pasngan Ibu Mega- Pa Prabowo  , tapi hanya memperoleh 12,41 % di Pilpres.

Dari penggalan pengalamansebelumnya  maka sangat masuk akal  bila Partai Demokrat terbuka untuk membuat poros baru atau berupaya menggalang poros tengah karena  dalam Pemilu 2014 yang baru lalu berdasarkan Quick Qount hanya memperoleh  9,70 %,  meleset dari target 15 % dan  sangat jauh bila dibadingkan dengan torehan di Pemilu 2009  yang mencapai Presidential Treshold  20,85 % , Walau angka  ini tidak  terlalu  jelek  bila dibanding pada Pemilu 2004 yang hanya 7,45 % tapi berhasil membentuk koalisi dan memenangkan pasangan Presiden/ Wakil Presiden 2004 - 2009 Pa SBY - dan Pa JK .

Koalisi yang akan dibangun oleh Partai Demokrat tentu tak lepas dari Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat yang digelar sebelum Pemilu 2014 yang dari awaldigagas adalah untuk menjaring Calon Presiden terbaik dari peserta Konvensi bukan Calon wakil Presiden, dengan berpijak pada hasil yang dicapai pada Pemilu 2014 yang tidak mencapai ambang batas untuk mencalonkan sendiri Presiden dan Wakil Presiden maka Partai Demokrat tentu secepatnya akan melakukan pendekatan,  menjalin komunikasi yang efektif dengan Partai-Partai poros tengah yang torehan suaranya sedikit lebih dibawah dari Partai Demokrat , dan untuk mencapai Presidential reshold 20 % , Partai Demokrat sebaiknya mengajak  PAN ( Partai Amanat Nasional ( PAN ) yang secara kebetulan ada kedekatan emosional  antara Ketua Partai dan Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) y ang ada kesamaan platform partai dan  selama ini menjadi koalisi beretika  di KIB 1 dan KIB 2.

Bila kemudian Koalisi antara Partai Demokrat, PAN dan PKB  dari poros tengah yang dinamai Poros Baru itu  bisa diwujudkan ,  maka harapan para peserta Konvensi untuk maju sebagai Capres /  Cawapres di 2014 bisa terwujud , karena sebagai Partai Besar Partrai Demokrat tidak akan bahagia bila hanya duduk dipinggir lapangan sebagai penonton setia menyaksikan Capres/Cawapres Partai Kompetitor bertarung di Pilpres 2014 pada tanggal 9 Juli 2014 yang akan datang.***

Diolah dari berbagai sumber

Kamis, 17 April 2014

HM.ARAS TAMMAUNI DARI KURSI KEPALA DESA MENUJU KURSI BUPATI MATENG

 Opini Oleh :MUHAMMAD NUR OKT - MAMUJU,

 Foto : Simulasi Opini Penulis pasangan Balon Bupati/Wakil Bupati Mateng 2015-2020

H.M. ARAS TAMMAUNI ( Lahir Di Mamuju 31 Desember 1957, umur  57 tahun   ) adalah Politisi senior PD, Mantan Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Sulawesi Barat sejak pemilu 2004 hingga 2012,dan di  2012 sampai saat ini  menjabat Ketua Majelis  Daerah Partai Demokrat Sulawesi Barat , Beliau ini adalah pengusaha sukses di Kabupaten Mamuju yang Menjabat Kepala Desa Tobadak selama 35 Tahun hingga akhirnya diminta oleh Partai untuk mencalonkan diri menjadi salah satu Caleg DPRD Provinsi Sulbar dari Dapil 6 Kabupaten Mamuju pada Pemilu 2014 yang baru lalu dengan prediksi torehan suara terbanyak untuk Caleg di seantero Sulbar berkat suara yang diraup di Kabupaten Mamuju Tengah sebuah DOB yang baru terbetuk setahun lalu di Sulawesi Barat.

Kalau tak ada aral melintang dan H.M.Aras Tammauni nanti dilantik menjadi anggota DPRD Prov. Sulawesi Barat ( apalagi kalau bisa menjadi  Ketua DPRD) dengan sendirinya Beliau ini adalah Mantan Kepala Desa pertama di Sulbar yang bisa langsung menduduki kursi di DPR Provinsi. Pencalonan dirinya sebagai Caleg DPRD bukanlah atas inisiatif pribadi Beliau karena sejak menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Barat sesungguhnya sudah sangat berpeluang untuk menjadi legislator di Proivinsi termuda Sulawesi Barat, akan  tapi sebagai pengusaha dan Tokoh masyarakat Sulbar yang kharismatik Beliau lebih memetingkan Pengurus Partainya untuk berkiprah di Legislator yang ada di 5 Kabupaten dan Provinsi Sulawesi Barat,  bahkan 2 orang putra-putri Beliau Pa Arsal Aras dan Nirmalasari Aras sudah lebih dulu berkiprah sebagai legislator di Kabupaten Mamuju, sedang dirinya lebih  memilih untuk berkiprah sebagai Kepala Desa di Kampung halamannya hingga  Ketua DPD Partai Demokrat Bapak DR.H,SUHARDI DUKA, MM yang akrab disapa Pa SDK ,  dengan alasan Partai di Pusat  sedang  mengalami goncangan jelang Pemilu 2014 memanggilnya untuk menjadi Caleg Provinsi Sulawesi Barat guna meraup suara di Dapil 6 Mamuju Tengah. atau sebagai batu loncatanan uji nyali menuju Pilkada Mateng 2015 , Hal tersebut membuat H.M Aras Tammauni tak dapat menolaknya sebagai seorang sahabat  setia Pa SDK Beliau tak mampu menolaknya, jadilah Caleg DPRD dan pada Quick Count ( perhitungan sementara di Internal Partai ) berhasil meraup suara terbanyak diantara Caleg DPRD Prov.Sulawesi Barat ).

Terbentuknya  Daerah Otonomi Baru Mamuju Tengah Tahun lalu , tak lepas dari upaya  Pa SDK dan HM. Aras Tammauni  diantara sekian banyak komponen masyarakat lainnya yang berjuang untuk menjadikan Mamuju Tengah sebagai daerah Otonomi baru  Pecahan dari Kabupaten Mamuju di Provinsi Sulawesi Barat, karena itu sangat wajar bila Ketua DPD Partai Demokrat Sulbar Pa SDK sudah mewanti-wanti  bahkan sudah memastikan untuk mencalonkan H.M. ARAS TAMMAUNI sebagai kandidat Bupati Mamuju Tengah dalam Pilkada yang akan digelarTahun depan , mengingat tenggang waktu sekarang dengan  gelaran Pilkada Pertama Mamuju Tengah 2015 itu sudah tak lama lagi ada baiknya sejak dini mencari pasangan yang tepat bagi Politisi Kharismatik HMA yang notabene berlatar belakanga  seorang Pengusaha dengan seorang Birokrat mumpuni yang paham seluk beluk Ilmu Pemerintahan sebagai Wakil  Bupati untuk Daerah Otonomi Baru Mamuju Tengah, dan Orang yang paling tepat  menurut opini penulis diantara sekian banyak Birokrat yang ada di Mamuju bahkan Sulawesi Barat adalah DR. JUNDA MAULANA ( Pejabat Bupati Mateng saat ini, analisa sederhana akan dibuat nanti ).

PROFIL SINGKAT H.M. ARAS TAMMAUNI :

Nama                              : H.M. ARAS. T
 Tempat/tanggal lahir    :  Mamuju, 31 Desember 1957
Jabatan di Partai : Ketua Majelis Daerah Partai Demokrat Sulawesi Barat
Isteri                                :Hj. Nurpati

 Anak :


Pendidikan:
  • SD Negeri Mamuju, Tahun 1971
  • SMP Negeri Mamuju Tahun 1974
  • Paket C Diknas Mamuju 2007
Penghargaan :
Penghargaan Personal.


  Desa Tobadak  di 35 Tahun Masa Kepemimpinan H.M ARAS T.
******************************************************